Kamis, 16 Mei 2013

SILUMAN KUDA


Penulis Arzintha Milannesty D'azzuri

Tak terasa satu tahun sudah kutinggalkan kampung halamanku, rumah dimana aku dibesarkan, kini aku kembali menghirup udara desa tercintaku, ingin rasanya aku segera merebahkan badan letihku diperaduanku. Sambil menunggu kedatangan ayahku yang lagi ada perlu ke kota.

Kubuka kamarku, hahhhhh bunga 7 rupa dengan dupa yang menyengat ditambah bejana yang berisi aneka bunga kantil,cengkir.­ serta kelambu dan sprei yang berwarna hitam. Buat apa semua ini? pandanganku merasuki dipikiranku

Aku bernama Tria Alya Putri, seorang anak tunggal dari juragan angkutan desa. Kamar yang dulu aku tempati sebelum mondok disebuah pesantren, kini kamarku berubah menyeramkan, padahal baru satu tahun aku tinggalkan rumah ini dan aku kembali kerumah ini karena liburan sekolah.

Ibuku telah pergi merantau entah kemana ketika ayahku Red Punkstreet Davalen (Dava) masih miskin, dan mabuk mabukan serta sering bermain perempuan, pantas saja ibuku meninggalkan ayah. Dan ayahku berubah sikap dan sifat semenjak menikah lagi dengan wanita bernama Nyi Pembayun seorang yang dikenalnya dan tinggal dilereng bukit Raung.

Aku terpaksa tidur dikamar lain tanpa banyak tanya pada ayahku atau ibu tiriku. semua aku pendam dalam hati, karena aku tau watak ibu tiriku yang mudah tersinggung.

Pukul 23.00 aku tertidur pulas walau beribu pertanyaan menusuk dipikiran namun letihnya tubuh lebih membawaku terlelap di alam mimpi.

***

Esok harinya, tepat pukul 22.00 aku akan kembali memasuki kamarku, suasana sepi dirumah, ayahku sedang keluar kota, sementara ibuku lebih suka menyendiri dikamarnya. Dengan hati hati aku buka kamar itu,

"Aneh kenapa kamar ini tak pernah terkunci" pikirku

Bau dupa begitu menusuk, kepalaku hampir pusing, kuamati sekeliling begitu banyak lukisan kuda dan hmmm bau banget seperti ada bangkai. Belumlah habis rasa penasaranku, tiba tiba di kagetnya dengan derap kaki yang menuju kamar ini. Aku harus segera bersembunyi. Seorang wanita muda berkebaya dan berkerudung hitam membawa pecut berwarna emas, jantungku berdegup kencang dan seolah takut jika ketahuan.

Ayahku Dava jarang pulang kerumah karena selain punya usaha transportasi angkutan antar desa ayahku juga berbisnis sarang burung walet. Akuu terus berpikir siapa wanita berkerudung itu? bik EKha Dewie kah? Bik Ekha adalah seorang yang ditolong ayahku yang dipercaya papa untuk merawat rumah ini, hingga dengan Bik Ekha aku sering curhat daripada dengan ibu tiriku. ataukah ibu tiriku ?

Umur ayah dengan ibu tiriku terpaut 15tahun. Akuu masih bersembunyi di belakang almari. Tiba tiba kamar menjadi gelap dan tirai jendela terbuka lebar angin bertiup sangat kencang seolah ada sesuatu yang masuk kekamar ini.

" Ketoplak ketoplak ketoplak..." Seperti suara derap kuda dan ringkik kuda, batinku.

Jendela kamar seolah terbanting, sebuah asap tebal menyerupai kabut yang lama lama membentuk sebuah wujud kuda hitam yang amat mulus bermata merah saga.

" Aki aku persembahkan nanti anak perawanku anak dari suamiku yang kini dalam kekuasaanku" kata ibu tiriku

"Hahh, siapa yang dipanggil aki, aku beranikan mengintip, aku mau dibuat tumbal?, siapa kah laki laki ini, mengapa ibuku sampai menyembah dan bersujud padanya?" pikiranku terus memacu utntuk ingin tau

Untung kamar ini begitu luas. Hingga jarak almari dan ranjang tidak begitu dekat.
Jantungku berdebar berpacu sangat kencang ketika kusaksikan pemandangan yang tak pernah ku lihat sama sekali. Ibuku melucuti satu persatu bajunya hingga telanjang bulat di hadapan Kuda hitam yang di panggilnya Ki Lanang, dan Astaqfirullah Kuda itu berubah jadi sosok lelaki tampan bak seorang pangeran yang juga tanpa busana sama sekali.

Ku tutup wajahku, malu dan jijik bercampur jadi satu. Mereka berzinah dan ibuku mendesah ibarat ringkik kuda betina yang binal, setelah hasrat terlunaskan kuda hitam itu melesat pergi melayang entah kemana. Ibuku memakan sesaji sesaji yang tadi disediakannya dan ahhhh ibuku memunguti kotoran kotoran kuda dan ternyata berubah jadi lantakan emas dan tumpukan uang.

Setelah berbenah dan merapikan diri ibuku meninggalkan kamar ini, mungkin ini kamar pemujaan. Akupun langsung beranjak keluar dengan pikiran ketakutan teramat sangat. Semua ini masih aku sembunyikan, aku masih takut untuk bercerita pada Bik Ekha. Tapi semua menghantui pikiranku, akhirnya aku telp kekasihku seorang senior dipesantrenku namanya Defri Friandi, aku menceritakan semua padanya dan Defri akan membantuku.

***

Udara pagi sangat menyejukkan aku bersama bik Ekha menyeduh kopi creamer hangat dan bersama jagung rebus.

" Tria tria" ups suara ibu tiriku memanggil

"Iyaa buu " sebentar kataku

"Tria mauu ini?" Kata ibu sembari menunjukkan seuntai kalung mutiara yang begitu indah.

Tanpa ku jawab, ibuku langsung memakaikan kalung ini kepadaku, entah kenapa ada hawa lain yang kurasakan pada kalung ini?

"Cantik sekali anak ibu, jangan sampai hilang dan dibuka yaa" kata ibuku

Aku hanya menganggungkan kepala

***

Entah kenapa aku ingin melepas kalung ini namun ada kekuatan yang begitu berat aku lepaskan. Akupun sholat namun leherku seolah ada yang mencekik aku tak bisa teriak akhirnya aku mengurungkan sholatku. Ada apa ini pikirku

***

Sore hari aku bercerita pada Defri dia akan segera datang kerumahku. Dan aku nikmati pemandangan sore dengan berjalan jalan menyusuri desa

" Nak nak minta sedekah" tiba tiba seorang wanita tua meminta uang padaku

"Ini bu" aku memberinya

"Masyaallah nak, kamu dalam kegelapan cepat lepaskan kalung itu" kata wanita tua itu tiba tiba.

"Kenapa ada apa bu?" Tanyyaku

"Ada mata iblis di kalungmu " kata wanita itu

"Rumahmu dimana?"Tanya wanita itu

"Aku anak Pak Dava bu" kataku

"Ohh iya ibu tau, juragan angkutan desa"katanya

"Ya sudah kamu cepet pulang dan buang kalung itu" kata wanita itu

Aku heran kenapa dengan kalung ini?

* * *

Malam ini aku tak bisa tidur, perasaanku tidak enak ya hari senin dan kamis adalah waktunya ibuku memasuki kamar pemujaan. Dan aku juga heran kenapa dengan kalung ini? Akupun melepasnya walau dengan berbagai rasa berkecamuk.

"Ketoplak ketoplak" hah ada suara kuda lagi?

Akuu langsung beranjak dari tempat tidur dan berjingkat jingkat menuju kamar pojok tempat ibuku melakukan ritual.

"Mana sesembahanmu, Nyai"tanya siluman kuda

"Saya belum dapat aki" jawab ibuku

"Saya tidak mau tau, malam purnama esok darah perawan harus sudah ada" kata siluman kuda

"Iyaa aki, akan saya dapatkan" kata ibuku

Aku mengintip dari ventilasi dengan menaiki sebuah kursi namun perasaan merinding tiba tiba menyerangku Akuu melongok keselililngku dan aku hampir teriak ternyata dibawahku sudah berjejer pocong pocong seolah pengaman atau penjaga kamar pemujaan ini. Aku langsung loncat dan berlari ke kamarku anehnya pocong itu tak mengejarku mrka seolah patung yang hanya jadi penghias pintu kamar ibuku. Akuu ketakutan namun aku harus tenang, seketika aku ambil air wudhu dan sholat serta berdzikir. Memohon pertolongan Allah.

***

"Mana kalungmu? Tanya ibuku

"Ada di kamar bu" jawabku

Pocong pocong itu makin banyak dirumahku dan disetiap sudut ruangan bahkan sampai teras namun mereka semua cuma terdiam bagai patung hiasan semata.

"Cepat pakai kalung itu" bentak ibuku

"Iyaa bu bntar" kataku

Aneh semua pocong tak nampak di pandanganku ketika kalung itu aku kenakan.
Aku semakin takut pada ibuku, hingga saat malam telah tiba aku merasakan ketakutan teramat sangat, entah aku merasakan ada yang menemaniku tidur, aku coba lepas kalung pemberian ibuku.

"Huhuuu kenapa sih malam ini gelisah banget " batinku

Ketika aku semakin merasakan kegelisahan aku merasa mencium bau busuk dan aku miringkan badanku,

"Aaahhhhhh" teriakku

Karena rupanya di atas ranjangku aku dihimpat 4pocong dengan posisi akuu ditengah. Akuu takut dan berlari keluar kamar, akuu bisaa gilaa batinku.

"Tidak tidak"teriakku

Rupanya pocong pocong itu kini bisa bergerak tidak seperti kemaren yang kujumpai bagai patung hiasan. Semua pocong seolah ingin merampas kalungku, kalung itu aku bawa walau aku lepas dari leher. Semua pocong yang di lantai bawah kini semua bergerak menuju ke arahku dan yang dikamarpun juga keluar semua menuju ke aku.

"Aachhhhh"

Hahh itu teriakan bik Ekha.

"Jangan ganggu saya" teriakan bik Ekha

Aku lihat ke lantai bawaah rupanya bik ekha tengah di lingkari pocong pocong berwajah beringas

"Ibuuu ibuuu, triaa takut tolong triaa" teriakku

Akuu berlari kekamar ibu dimana ada pocong di depan pintu.

"Ibuuu kenapa ibuu tegaa" teriakku ketika aku buka kamarnya. Ibuku tengah berkumul dengan siluman kuda

"Kikikiki" tawa ibuku jadi suara ringkik kuda

Akuu mencoba membaca ayat ayat sebisaku hingga ibuku meloncat dan hendak menerkamku, namun tiba tiba entah dari mana datangnya sosok wanita tua yang kemaren menemuiku. Pertarunganpun tak terhindarkan sementara aku berusaha membantu dengan doa doa dan tak kusangka dari belakang ada sosok pocong yang siap mecabikku

Sementara akuu kewalahan dengan pocong makhluk makhluk kasat mata dan wanita tua itu terus berkelahi dengan ki lanang (siluman kuda) Dan ibuku terus menyerang juga ke wanita tua itu, aku berteriak histeris meminta tolong, untuk bik ekha datang dan bersamaan kekasihku juga tiba. Wanita tua itu membuka rambutnya dan keluarlah cahaya merah saga yang membuat teriak dan lari ketakutan siluman kuda.
Ibuku juga kesakitan atas sinar yang keluar dari rambut wanita itu, doa doa terus bergema di rumahku,

"Hancurkan kalung itu, hancurkan" teriak wanita itu

Secepat kilat aku membanting kalung mutiara itu tapi tetap tak bisa remuk atau rusak.

Akhirnya bik Ekha berteriak

"Bakar bakar saja"

Kekasihku langsung mengeluarkan korek dari sakunya dan membakar kalung itu. Alhasil pocong pocong itu pergi menjadi serpihan debu. Sementara tubuh ibuku melepuh dan berubah jadi wanita yang tubuhnya penuh bisul dan nanah. Ibuku menghembuskan nafas terakhir, dengan kematian yang sungguh mengerikan.

"Siapakah ibu ini?"

"Aku bernama Duriyanah, aku berasal dari zaman dahulu, karena ketaatanku pada Allah hingga akuu diberikan kelebihan berumur panjang, untuk menumpas iblis iblis laknatullah. Ki lanang adalah seorang mahapatih yang berbuat zinah dengan selir kerajaan hingga dia dikutuk jadi kuda dengan nafsu membara, dia berubah jadi iblis di goa silokeramat. Dia bisa memberikan keturunan namun dengan menumbalkan nyawa manusia. Ki lanang bersumpah akan merusak pager ayu agar menjadi sesat menjadi temannya dan pengikutnya serta menjadikan budak bagi umat manusia yang jauh dari Tuhan. Sementara ibumu adalah pemuja demi kecantikan dan harta untuk menguasai ayahmu. Kalung mutiara adalah mata iblis dimana didalamnya tersimpan asap asap kehidupan dari pocong pocong yang di bangkitkan ibumu, agar pocong itu membunuhmu secara perlahan lahan. Dalam tubuhmu juga mengalir darah keturunanku Tria. Sekarang cepat telp ayahmu suruh segera pulang, karena kita harus segera menguburkan jasad ibumu sebelum hari kelahirannya atau wetonnya. karena ibumu akan menjelma jadi siluman kuda betina." cerita wanita tua yang ku panggil ibu.

"Baik bu saya akan segera menelepon ayah" kataku

***

Ada apa ini ada apaa?"Tanya ayahku

"Nanti ayah, Tria akan cerita besok seusai pemakaman ibu" kataku.

***

Acara pemakaman pun usai kini aku menceritakan semuanya pada ayahku, dan kini ayahku menjadi sdar dan menjadi muslim yang taat.Ayahku menjadi lebih tekun beribadah. Dan esok aku harus kembali kepesantren bersama defri karena liburan telah usai. Alhamdulilah ya Allah, doaku dalam hati. Semua kesesatan telah usai dari rumahku.

Akuu tertidur namun tiba tiba ada yang lain lagi kurasakan. Achhhh benar saja pocong ibu tiriku dengan muka gosong tatapan tajam seolah marah dan murka padaku. Aku baca ayat kursyi dan pocong ibupun menghilang, akuu dengan keberanian memasuki kamar pemujaan ibu. Kutemukan sebuah kotak berisi tapal kuda dan pecut emasnya. Aku berikan pada kekasihku dan dibakarnya. Terdengar lengkinangan panjang dan hilang tersapu angin.

Namun aku yakin suatu saat iblis atau siluman lain akan kembali lagi dan terus menggoda umat manusia untuk disesatkan hingga kiamat tiba. Hanya kekuatan iman dan mendekatkan pada Sang Maha Penciptalah Allah SWT, kita bisa terbebas dari tipu daya dan rayuannya.

Sekian >

*sobat BM kisah diatas adalah fiksi semata alias karangan admin BM, jika ada kesamaan tempat atau nama berarti tanpa kesengajaan, kecuali nama nama member yang sudah memberi kami izin dan bersedia menjadi tokoh dalam kisah cerpen ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar